Jakarta– Selama 100 hari masa kerja Abdul Mu’ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), sejak dilantik pada 21 Oktober 2024, sebanyak 65.650 guru telah mendapatkan sertifikasi pendidik. Untuk melanjutkan capaian itu, pada tahun 2025, dikatakan Abdul Mu’ti, Kemendikdasmen menargetkan tambahan 806.000 guru yang akan menerima sertifikasi melalui proses yang lebih transparan dan efisien. Selain itu, tunjangan guru dirancang agar langsung disalurkan ke rekening penerima, guna mengurangi potensi keterlambatan.
Hal itu dikatakan Abdul Mu’ti saat Rapat Kerja bersama Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, di Jakarta,Rabu (22/1).
Dikatakan Abdul Mu’ti, capaian Kemendikdasmen dalam 100 hari kerja berfokus pada pemerataan akses, peningkatan kualitas, dan inovasi.
“Kami sangat bangga atas pencapaian 100 hari pertama yang luar biasa ini. Kebijakan dan program yang telah diluncurkan menunjukkan keberanian dalam mewujudkan sistem pendidikan yang lebih adil, inklusif, dan inovatif untuk seluruh rakyat Indonesia,” ucap Menteri Mu’ti.
Sementara, dalam Taklimat Media Akhir Tahun 2024 dan paparan arah kebijakan pendidikan pada tahun 2025, akhir tahun 2024 lalu, Abdul Mu’ti memaparkan, di tahun 2024, Kemendikdasmen juga telah menetapkan kebijakan baru yang memungkinkan guru ASN untuk mengajar di sekolah swasta dan memberikan lebih banyak kesempatan untuk berbagi ilmu dan pengalaman.
Sedangkan pada tahun 2025 ditargetkan pemberian tunjangan guru non-ASN berupa Tunjangan Profesi Guru (TPG) bagi 392.802 guru, Tunjangan Insentif guru bagi 57.000 guru, dan Tunjangan Khusus Guru (TKG) bagi 28.892 guru.
“Kami juga menargetkan penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi 395.235 guru dalam jabatan dan 19.808 guru Pra-Jabatan, “ujarnya saat itu.
Baca juga : Peningkatan Kompetensi dan Kesejahteraan Guru Jadi Prioritas Kemendikdasmen

Kesejahteraan guru
Menyusul upaya peningkatan kompetensi guru itu, Kemendikdasmen akan meningkatkan kesejahteraan guru melalui kenaikan gaji yang berlaku baik untuk guru yang berstatus pegawai negeri maupun bagi guru honorer.
“Semua guru, baik ASN maupun honorer, akan merasakan manfaatnya, ini menunjukkan komitmen Kemendikdasmen dalam memperjuangkan hak semua guru tanpa memandang status mereka, agar pendidikan yang bermutu bisa diwujudkan dengan dukungan para tenaga pendidik yang sejahtera” ujar Abdul Mu’ti pada Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-79 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan perayaan Hari Guru Nasional (HGN) 2024, Sabtu (14/12/2024) lalu.
Dikatakan Abdul Mu’ti, skema kenaikan gaji guru akan dimasukkan dalam anggaran tahun 2025 dan mencakup guru ASN yang bersertifikasi serta guru honorer.
Dikatakan Abdul Mu’ti, guru non-ASN yang melakukan sertifikasi dan lulus tahun 2024 akan mendapat tunjangan sebesar Rp 2 juta. Sedangkan guru non-ASN yang sudah bersertifikasi sebelum tahun 2024 akan mendapat kenaikan tunjangan. Dari Rp 1,5 juta menjadi Rp 2 juta.
“Guru bersertifikasi yang sudah lulus sebelumnya tunjangan dinaikkan dari Rp 1,5 juta menjadi Rp 2 juta. Ada kenaikan Rp 500 ribu,” tegasnya.
Sementara untuk guru yang sudah berstatus ASN akan mendapat tunjangan sertifikasi sebesar satu kali gaji pokok. Dengan demikian, bila seorang guru ASN bergaji Rp 3 juta, maka akan mendapat tunjangan sertifikasi sebesar Rp 3 juta juga.
Baca juga : Harapan Guru Honorer Pada Menteri Abdul Mu’ti

Peningkatan kompetensi guru
Pada peluncuran bulan November sebagai Bulan Guru Nasional di Palembang, Abdul Mu’ti mengungkapan, terkait peningkatkan kompetensi guru melalui sertifikasi, strateginya adalah memberikan beasiswa untuk membantu guru-guru yang belum memiliki Ijazah Strata 1 (S-1) atau Diploma IV (D-IV).
Selain itu, juga akan dilakukan peningkatan kompetensi guru yang berkelanjutan. Setidaknya ada empat kompetensi guru yang harus terus dibangun bersama-sama, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Saat melakukan kunjungan kerja ke SMK Negeri 1 Batam, Provinsi Kepulauan Riau, pada Jumat, 15 Januari lalu, Abdul Mu’ti menekankan tiga hal penting agar kompetensi guru meningkat..
Pertama, guru yang hebat harus memiliki kompetensi yang kuat, termasuk kemampuan leadership atau kepemimpinan.
“Kompetensi leadership ini sangat penting karena guru tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga mentransformasikannya agar dapat dikembangkan oleh murid dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Kedua, pentingnya adaptasi guru terhadap perkembangan teknologi dan karakter siswa. Guru diharapkan mampu memahami psikologi dan karakter anak agar dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
“Oleh karena itu guru tidak hanya sekedar menguasai materi, tetapi juga berbagai pendekatan pembelajaran yang sangat dinamis,” tambahnya.
Ketiga, guru harus memenuhi jam pelajaran guru yang meliputi kegiatan tatap muka, bimbingan konseling, pelatihan dan peningkatan kualitas guru, serta keaktifan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah.
“Kami akan mengatur kebijakan yang diharapkan dapat mendorong guru bekerja dengan gembira dan mencintai pekerjaannya,” ungkap Mendikdasmen.