Magelang- Dalam upaya meningkatkan semangat belajar siswa SMA dan SMK serta memotivasi agar melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mulai tahun 2024 ini, pemerintah menambah besaran bantuan Program Indonesia Pintar bagi siswa jenjang SMA dan SMKyang sebelumnya Rp 1 juta menjadi Rp1,8 juta pertahun. Pemerintah juga menambah jumlah siswa penerima PIP pada jenjang SMA, sebanyak 567.531 siswa, dan pada jenjang SMK sebanyak 99.104 siswa.
Presiden Joko Widodo berharap, agar penambahan jumlah bantuan bagi siswa SMA dan SMK itu bisa meningkatkan semangat belajar siswa penerima PIP.
“Siswa penerima PIP ini harus meningkat semangat belajarnya, sebab tidak perlu lagi memikirkan beli buku, beli baju, sepatu, dan perlengkapan sekolah lainnya, ” kata Presiden saat menyerahkan bantuan PIP tahun 2024 di Magelang, 22 Januari kemarin.
Dihadapan sekitar 1000 siswa penerima PIP jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK di wilayah Magelang yang hadir pada kegiatan tersebut beserta guru-guru pendampingnya, Presiden berharap juga agar para siswa, utamanya siswa SMA dan SMK, untuk melanjutkan pendidikan di perguruan.Tinggi.
“Ada kelanjutan dari bantuan PIP itu, yakni KIP kuliah dan LPDP. Untuk KIP Kuliah, sampai saat ini telah diberikan pada sebanyak 960 siswa dari Aceh sampai Papua, ” ujar Presiden.
Kepada para siswa, Presiden memberi nasehat agar uang bantuan PIP itu dikelola sebaik-baiknya.
“Ambil uang bantuan yang disalurkan melalui ATM BNI, BRI, dan BSI itu sesuai kebutuhan, kalau mau beli buku seharga Rp100 ribu, ya ambil Rp100 ribu, jangan diambil semuanya sehingga kebutuhan sekolah bisa sepenuhnya tercukupi, ” kata Presiden.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, melaporkan, bahwa penyaluran PIP tahun 2023 mencapai 100 persen, yakni telah tersalurkan pada 17,9 juta siswa dengan anggaran senilai Rp9,6 triliun.
“Setiap tahun kami lakukan perbaikan dan inovasi, salah satunya inovasi yang kami kembangkan tahun 2021, yakni aplikasi SiPintar, Sistem Informasi Indonesia Pintar,” papar Nadiem.
Dengan semangat Merdeka Belajar, dikatakan Nadiem, Kemendikbudristek juga selalu berkolaborasi dengan pemerintah daerah, satuan pendidikan, dan bank penyalur. Hal itu dilakukan agar penyaluran PIP berlangsung dengan tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat jumlah.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Puslapdik, Abdul Kahar, mengatakan dalam upaya agar PIP tepat sasaran, penetapan sasaran penerima PIP bersumber dari tiga data, yaitu Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang telah terverifikasi oleh Kementerian Sosial (Kemensos). Data DTKS tersebut selanjutnya dipadankan dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) untuk mengecek keberadaaan pelajar tersebut di sekolah. Selain itu, sejak tahun 2023 Puslapdik juga telah melakukan pemadanan terhadap Data Pensasaran Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) yang didapat dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). “Dengan data P3KE diharapkan ketepatan sasaran bantuan PIP menjadi jauh lebih baik karena pada dasarnya data hasil dari BKKBN tersebut basisnya adalah keluarga,” ujar Abdul Kahar.
Baca juga : Puslapdik Ajak UPT Lakukan Sosialisasi dan Monitoring PIP
Pemberian simbolis Buku Tabungan dan ATM
Pada kegiatan tersebut, Presiden memberikan secara simbolis buku Tabungan SimPel dan ATMnya kepada 12 perwakilan siswa jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK.
Seperti pernah dilakukan sebelumnya, dalam kesempatan itu, Presiden menunjuk beberapa siswa untuk tampil ke podium dan diberi pertanyaan tentang bunyi 5 butir Pancasila. Tiga orang siswa jenjang SD, SMP, dan SMA, berhasil menjawab pertanyaan itu dan memperoleh hadiah langsung berupa sepeda dari Presiden.

Baca juga: Orang Tua Siswa Penerima PIP Diminta Perhatikan Aktivasi Rekening
alah seorang yang beruntung mendapat hadiah sepeda dari Presiden itu adalah Rajendra, siswa kelas 3, SD Kemiri Rejo 1.
Ditanya Puslapdik usai acara, Rajendra mengatakan, sudah menerima PIP sejak kelas 1 dan dengan bantuan PIP itu, ia jadi semangat belajar.
“Saya ingin jadi TNI bila sudah besar, ” kata Rajendra yang berayahkan seorang sopir angkutan umum itu.
Siswi lain, Nisya Cantika,siswi kelas 12 SMK Citra Medika, menjawab pertanyaan Presiden tentang manfaat PIP.
“Saya dapat PIP dari sejak SD sampai SMK, menurut saya, PIP bisa membantu siswa dari keluarga tidak mampu untuk tetap sekolah dan tidak sampai putus sekolah, serta bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, “jawab Nisya yang ayahnya berprofesi sebagai penjual ayam keliling.