Jakarta.– Pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) jenjang SMA/MA/SMK/sederajat pada hari pertama gelombang I, Senin, 3 November 2025, berlangsung lancar di seluruh Indonesia. Sebanyak 1.952.683 peserta atau sekitar 97,9 persen dari total peserta yang terdaftar di gelombang I telah mengikuti ujian pada hari kesatu.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Toni Toharudin, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran TKA serta memaparkan perkembangan pelaksanaan hari pertama.
“Kami bersyukur bahwa pelaksanaan TKA hari pertama berjalan lancar, tertib, dan antusias. Berdasarkan data yang kami himpun, sebanyak 1.952.683 peserta atau sekitar 97,9 persen dari total peserta yang terdaftar telah mengikuti ujian pada gelombang I,” kata Toni dalam taklimat media di Command Center TKA, di Jakarta, Senin (3/11), merujuk data pada pukul 15.00 WIB.
Toni kembali menegaskan kembali, bahwa TKA bersifat tidak wajib dan tidak menentukan kelulusan.
“Kelulusan akan ditentukan oleh satuan pendidikan, karena yang mengetahui proses perjalanan siswa selama belajar adalah satuan pendidikan. Setelah TKA dilakukan, para siswa tetap akan melanjutkan proses pembelajaran di sekolah sesuai kebijakan masing-masing satuan pendidikan,” ujar Toni.
Menurut Toni, TKA berfungsi sebagai alat ukur capaian individu yang terstandar secara nasional, serta memberikan gambaran objektif tentang pemetaan kualitas siswa di seluruh Indonesia. Hasil TKA diharapkan dapat menjadi dasar perbaikan kebijakan peningkatan kualitas pendidikan, termasuk dalam upaya memperkuat kapasitas guru dan relevansi pembelajaran.
Menurut Toni, keikutsertaan sekolah dalam TKA juga mencerminkan kesadaran terhadap pentingnya peningkatan mutu pendidikan.
“Ketika sekolah mendorong siswanya mengikuti TKA, mereka ingin melihat pemetaan kualitasnya, termasuk memperbaiki kualitas guru dan lulusan. Antusiasme siswa juga menunjukkan kepedulian mereka terhadap kualitas diri. Mudah-mudahan hal ini menjadi kenyataan sehingga akselerasi peningkatan kualitas pendidikan dapat berjalan lebih cepat,” ungkap Toni.
Toni mengakui, pengalaman penyelenggaraan Asesmen Nasional selama empat tahun terakhir menjadi modal penting dalam memastikan kesiapan teknis pelaksanaan TKA. Meski di beberapa satuan pendidikan masih ditemukan kendala infrastruktur, hal tersebut menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan di masa mendatang.
Dikatakan Toni, bagi sekolah yang sudah siap infrastrukturnya, pelaksanaan TKA dilakukan dengan moda daring dimana selama pelaksanaan TKA, setiap komputer murid harus terhubung dengan internet.
Sedangkan bagi sekolah yang belum siap infrastruktur, pelaksanaan TKA dilakukan dengan moda semi daring, dimana komputer siswa tidak perlu terkoneksi dengan internet. Sekolah perlu menyiapkan satu komputer server di sekolah yang tersinkronisasi dengan server pusat. Pada saat pelaksanaan TKA, semua komputer murid terhubung dengan server sekolah tanpa harus menggunakan jaringan internet. Kemudian setelah selesai pelaksanaan, maka server sekolah akan terkoneksi kembali dengan server pusat untuk mengunggah semua data respons jawaban murid.
“Ini juga menjadi refleksi bagi kita ke depan, agar dapat melengkapi dan meningkatkan lagi infrastruktur di satuan pendidikan,” ungkapnya.

Mengacu Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka
Kepala Pusat Asesmen Pendidikan, Rahmawati, menambahkan bahwa pelaksanaan TKA tahun ini tetap mengacu pada dua kurikulum yang berlaku, yaitu Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka.
“Dengan jumlah pendaftar yang signifikan, lebih dari 3,5 juta siswa, TKA juga menjadi alat ukur yang objektif untuk menilai capaian pembelajaran berdasarkan kurikulum yang telah ditempuh oleh murid-murid kita,” jelas Rahmawati.
Pelaksanaan TKA hari pertama ini menjadi langkah awal penting dalam memperkuat sistem asesmen nasional yang berorientasi pada mutu dan pengembangan peserta didik. Kemendikdasmen berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem pendidikan melalui kebijakan berbasis data, peningkatan kompetensi guru, dan penumbuhan budaya mutu di satuan pendidikan.
Sebelumnya, Rahmawati menjelaskan, pelaksanaan TKA dilangsungkan dalam tiga gelombang. Pelaksanaan TKA gelombang I yang dilaksanakan pada 3-4 November 2025 diikuti oleh lebih dari 1,9 juta murid. Sedangkan untuk Gelombang II pada 5-6 November 2025 mendatang akan diikuti sekitar 1,4 juta murid.
Gelombang I dan Gelombang II, menurut Rahmawati, ditujukan untuk sekolah formal, seperti SMA/MA, SMK/MAK, dan kemungkinan sekolah nonformal yang memiliki fasilitas.
Sedangkan gelombang III sebagai Gelombang Khusus, berlangsung pada Sabtu-Minggu, 8-9 November 2025, ditujukan khusus bagi peserta didik di lembaga nonformal Paket C/PKPPS Ulya(Pendidikan Kesetaraan Pondok Pesantren Salafiyah) dan siswa SMK yang tengah magang dan tidak mendapat libur di hari ujian gelombang sebelumnya.
Kemendikdasmen juga menyiapkan jadwal TKA susulan bagi sekolah atau siswa yang mengalami kendala teknis. Ujian susulan terdiri dari gelombang I pada Senin-Kamis, 17-20 November 2025 untuk sekolah formal dan TKA Susulan Gelombang Khusus pada Sabtu-Minggu, 22-24 November 2025 untuk Paket C/PKPPS Ulya, dan yang sederajat serta siswa SMK yang tak bisa hari kerja)