Jakarta– Program KIP Kuliah Tahun 2024 telah menjangkau 101.000 mahasiswa atau sebesar 50 persen dari total kuota, yaitu 200.000 mahasiswa. Mereka merupakan calon mahasiswa pendaftar KIPKuliah yang lolos Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berbasis Tes-Ujian Tulis Berbasis Komputer (SNBT-UTBK). Sisa kouta akan diberikan pada mahasiswa pendaftar KIP Kuliah yang lolos seleksi mandiri dan seleksi di perguruan tinggi swasta.
“Hal ini menunjukkan semakin banyak siswa miskin yang telah dibantu untuk masuk perguruan tinggi, baik melalui jalur tes maupun prestasi,” kata Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik), Adhika Ganendra dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar pada Kamis, (23/8/2024).
Dikatakan Adhika, hal ini menunjukkan konsistensi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Puslapdik untuk terus berupaya menyempurnakan akses agar KIP KUliah semakin mudah diakses oleh masyarakat yang membutuhkan.
Dalam webinar yang sama, Direktur Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Muhammad Sholeh, menjelaskan, dalam mendukung Program KIP Kuliah, UNESA mengadakan seleksi bagi mahasiswa yang ingin mendaftar KIP Kuliah dengan rata-rata kuota 4.000 sampai 5.000 orang di tiap tahunnya.
“Seleksi kami lakukan mengacu pada Peraturan Sekretaris Jenderal (Persesjen) Nomor 13 Tahun 2024 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Kartu Indonesia Pintar Pendidikan Tinggi, “ujarnya.
Pada Persesjen tersebut, lanjut Sholeh, KIP Kuliah diprioritaskan bagi calon mahasiswa yang memiliki KIP jenjang dasar dan menengah, terdaftar di Program Keluarga Harapan (PKH), lalu terdaftar dalam Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), lalu jika anak tersebut berasal dari panti asuhan atau berstatus yatim piatu.
“ Agar dipastikan tepat sasaran, kita juga akan survei kondisi di rumahnya, jika asal mahasiswa pendaftar masih di dalam provinsi Jawa Timur, tim survei dari kampus akan datang langsung ke lokasi. Jika di luar itu, survei dilakukan melalui panggilan video (video call). setelah itu lalu kita peringkatkan,” jelasnya.
Mengejar cita-cita dan meraih mimpi
Salah satu mahasiswa penerima KIP Kuliah dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Syarifah Luthfiah Quraisy, mengungkapkan, dirinya berjuang mendapatkan KIP Kuliah untuk mengejar cita-citanya untuk kuliah di fakultas kedokteran.
“Saya ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, khususnya fakultas kedokteran dan ingin meringankan beban ibu saya yang merupakan orang tua tunggal. Informasi KIP Kuliah saya dapatkan dari Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan di Universitas Muhammadiyah Makassar, juga menggali informasi di internet dan bertanya ke penerima terdahulu, terutama terkait persyaratan dan pendaftarannya,” kata Syarifah.
Nizam Zulfi Zakaria, penerima KIP Kuliah dari Universitas Brawijaya juga merasa terbantu dengan adanya program ini. KIP Kuliah tak hanya membawa Nizam bisa melanjutkan kuliah, tetapi juga menjadi jembatan untuk meraih gelar sebagai Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional.
“Saya berharap siapapun menterinya, siapapun presidennya, program KIP ini bisa terus dijalankan, bahkan ditambah kuotanya. Karena ini adalah langkah kongkret pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan,” tutur Nizam. Tak lupa ia berpesan kepada teman-teman lainnya untuk terus berusaha meskipun terkendala dari sisi finansial. “Karena di mana ada kemauan, di situ ada jalan,” katanya.