Jakarta- Mengawali Tahun Ajaran Baru 2025/2026, jajaran pejabat teras Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah terjun ke berbagai daerah untuk meninjau pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) Ramah. Peninjauan pelaksanaan MPLS Ramah diawali pada Minggu,13 Juli 2025 oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, dalam kegiatan Pembukaan Tahun Pendidikan Baru di Pesantren Modern Internasional Dea Malela, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
“MPLS Ramah dirancang untuk menumbuhkan semangat baru bagi seluruh murid dan mudah-mudahan menjadi awal yang baik untuk meraih sukses di masa mendatang. Kepada para orang tua dan para wali murid, jangan lupa untuk mengantarkan putra-putrinya belajar di hari pertama”, ujar Abdul Mu’ti.
Pada MPLS hari pertama, senin,14 Juli 2025, Abdul Mu’ti berkunjung ke SD Negeri 16 Sumbawa, Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 1 Sumbawa, dan SMP Negeri 1 Sumbawa.
“MPLS Ramah merupakan langkah awal untuk meletakkan dasar pendidikan yang penuh rasa cinta, saling menghormati, dan memuliakan para murid. Kita berusaha menjadikan sekolah sebagai rumah kita—sebagai tempat di mana kita tidak hanya menuntut ilmu, tetapi juga membangun karakter dan membentuk kepribadian utama anak-anak kita”, ujar Abdul Mu’ti.
Di SLBN 1 Sumbawa,Mendikdasmen melakukan Senam Anak Indonesia Hebat (SAIH) yang diikuti oleh para guru dan murid di satuan pendidikan tersebut. Sementara di SMP Negeri 1 Sumbawa, mendikdamen turut berbaur bersama siswa baru dalam kegiatan Pagi Ceria, yang terdiri dari Senam Anak Indonesia Hebat dan menyanyikan lagu “Hari Baru” secara serempak.
Di hari yang sama, masih di Sumbawa, secara daring, Mendikdasmen menyampaikan pesan motivasi di hadapan murid peserta MPLS di jenjang SD, SMP, SMK, dan SMK dari berbagai wilayah di Jawa Barat dalam acara “Pak Menteri Menyapa Murid dan Guru di Awal Tahun Ajaran Baru 2025/2026: Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan Ramah”.
“Kalian semua, pada tahun ini akan mendapat pengalaman dan teman baru. Mari kita menciptakan suasana belajar yang ceria,” ujarnya.
Mendikdasmen berharap para murid dapat mengimplementasikan nilai-nilai 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, sebagai fondasi karakter generasi penerus bangsa.
“Apapun bakat kalian, kalian semua adalah anak-anak Indonesia yang hebat masa depan bangsa,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Tatang Muttaqin, menambahkan, pendidikan karakter sangat penting di era disrupsi dewasa ini. Oleh karena itu, 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat harus rutin dilakukan sebagai upaya membangun karakter bangasa.
“Pengetahuan adalah kekuatan tapi karakter itu lebih penting. Tidak ada artinya pintar kalau tidak punya karakter. Ini yang ditekankan dalam MPLS,” jelasnya.

MPLS yang aman dan Menyenangkan
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, hadir di SMA Negeri 22 Jakarta untuk meninjau langsung pelaksanaan hari pertama MPLS Ramah. Dalam kesempatan tersebut, Wamendikdasmen bertindak sebagai pembina upacara.
Atip menekankan bahwa MPLS Ramah tidak boleh diisi dengan kegiatan yang merendahkan martabat siswa, tidak relevan secara edukatif, ataupun menyulitkan peserta didik. Aktivitas seperti membawa barang-barang tidak penting, memberi tugas yang tidak esensial, hingga panggilan yang tidak pantas, menurutnya harus dihindari.
Menguatkan karakter
Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Talenta, Mariman Darto, melaksanakan pemantauan kegiatan MPLS Ramah di SDN 07 Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Mariman menyampaikan, tujuan MPLS Ramah adalah untuk menumbuhkan dan menguatkan karakter serta profil lulusan murid baru melalui Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Pertemuan Pagi Ceria, pengenalan profil lulusan dan kegiatan lainnya terkait program pencegahan penyimpangan isu sosial.
Selain itu, Mariman mengatakan bahwa MPLS Ramah membantu murid baru untuk mengenal dan beradaptasi, dan berinteraksi positif dengan satuan pendidikan.
“Tidak hanya itu, MPLS Ramah juga membantu murid baru untuk mengenal dan beradaptasi terhadap sarana prasarana yang tersedia di lingkungan satuan pendidikan,” lanjutnya.

Jadikan sekolah rumah kedua
Wakil Menteri Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq mengunjungi pelaksanaan MPLS Ramah di SMP Negeri 4 Ambon dan SMA Negeri 1 Ambon, Maluku.
Wamen Fajar menyampaikan,harapannya agar anak-anak di wilayah timur Indonesia harus menjadi seperti matahari yang terbit dari timur dan menyinari seluruh negeri untuk berani mencoba dan belajar hal-hal baru.
Tak hanya itu, ia juga berpesan kepada kepala sekolah dan guru untuk menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi para siswa.
Bebas dari perundungan
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Gogot Suharwoto, meninjau pelaksanaan MPLS Ramah di Kota Tangerang Selatan.
“Kami berkomitmen penuh untuk menciptakan MPLS yang ramah, di mana murid baru dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolah tanpa rasa takut atau tertekan,” ujar Gogot.
Berdasarkan laporan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Provinsi Banten, pelaksanaan MPLS Ramah di beberapa sekolah di Tangerang Selatan menunjukkan hasil positif, yakni di SMA Negeri, SMA Negeri 3, serta SMA Negeri 10.

Sekolah adalah ruang aman
Meski sempat diwarnai insiden penutupan pintu sekolah dan pemblokiran akses jalan menuju sekolah, MPLS Ramah di SMAN 3, SMAN 6 dan SMAN 8 Tangerang Selatan (Tangsel) berjalan dengan normal dan kondusif.
“Kami memantau dinamika yang terjadi di SMAN 3, SMAN 6 dan SMAN 8 Tangerang Selatan. Meskipun ada ketegangan yang melibatkan akses dan lahan sekolah, kami menekankan bahwa pendidikan tidak boleh menjadi korban dalam konflik administratif atau sosial. Sekolah adalah ruang aman bagi anak-anak, dan harus dijaga bersama,” tutur Staf Khusus Menteri Bidang Manajemen dan Kelembagaan, Didik Suhardi.
Didik Suhardi juga menyampaikan apresiasi atas komitmen SMAN 3, SMAN 6 dan SMAN 8 Tangsel serta masyarakat sekitar dalam menjaga pelaksanaan MPLS tetap berjalan dengan baik.
MPLS untuk adaptasi murid baru
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, melakukan peninjauan langsung MPLS Ramah di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Lampu Iman, Karawang, pada Selasa,15 Juli 2025.
Atip menegaskan, MPLS bukan sekadar kegiatan rutin tahunan, melainkan momentum penting untuk membentuk karakter siswa sejak dini. “Tagline kita adalah ‘MPLS Ramah’. Tidak boleh ada unsur intimidasi, apalagi perploncoan. Semua aktivitas harus mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan oleh Kemendikdasmen,” ujarnya.