Jakarta– Sebanyak lebih dari 173 ribu sekolah telah menerima dan memanfaatkan Panel Interaktif Digital (Interactive Flat Panel/IFP) sebagai media belajar. Sekolah sejumlah itu merupakan bagian dari sasaran Program Digitalisasi Pembelajaran, yakni 288.865 sekolah di seluruh Indonesia.
Tidak hanya memperluas akses pembelajaran, teknologi ini terbukti mengubah cara guru mengajar dan cara siswa memahami materi: lebih cepat, lebih interaktif, dan jauh lebih menyenangkan.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyoroti bahwa program ini membawa manfaat besar bagi ekosistem pendidikan.
“Kita harus benar-benar memberi pendidikan yang terbaik untuk anak-anak kita di seluruh Indonesia, tidak terkecuali. Tidak boleh ada bagian dari Indonesia yang tertinggal kualitas pendidikannya, harus sama baiknya, dan salah satu cara kita adalah menggunakan lompatan teknologi digitalisasi,” ujar Presiden saat meluncurkan Program Digitalisasi Pembelajaran untuk Indonesia Cerdas di SMP Negeri 4 Bekasi, Senin (17/11).
Walaupun baru diluncurkan senin kemarin, Program Digitalisasi Pembelajaran telah dijalankan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah sejak Mei 2025 sejak dicanangkannya Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) bidang pendidikan, yakni digitalisasi pendidikan dan revitalisasi satuan pendidikan.
Peluncuran di SMP Negeri 4 Kota Bekasi itu dihadiri juga secara daring oleh lebih dari 1.000 sekolah perwakilan di 38 provinsi.
Presiden menyebut bahwa program digitalisasi pembelajaran ini merupakan upaya bersama untuk mempercepat transformasi pendidikan nasional.
“Panel ini kita harapkan untuk bisa membantu semua siswa di seluruh indonesia untuk belajar lebih baik, belajar lebih semangat, belajar lebih cepat, punya akses kepada semua ilmu, semua bahan yang diperlukan,” ucap Presiden.

Dikatakan juga oleh Presiden, bahwa pemberian Panel Interaktif Digital (Interactive Flat Panel/IFP) sebagai media belajar baru permulaan dan akan terus ditingkatkan.
“Kita akan segera buka studio di Jakarta. Guru-guru akan memberi pelajaran ke semua sekolah di Indonesia. Guru-guru di daerah yang merasa perlu perkuatan, dia bisa buka dan semua modul ini nanti boleh diakses gratis oleh siapapun. Semua ini akan terbuka untuk seluruh bangsa Indonesia,” tegas Presiden.
Dampak nyata
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengatakan, Program Digitalisasi pembelajaran merupakan wujud nyata amanat Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 tentang Percepatan Pelaksanaan Program Pembangunan dan Revitalisasi Satuan Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Pembangunan dan Pengelolaan Sekolah Menengah Atas Unggul Garuda, dan Digitalisasi Pembelajaran dan Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2025 tentang Pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2025.
Program digitalisasi pembelajaran mulai dilaksanakan pada 15 Agustus 2025 untuk 288.865 sekolah. Sampai 16 November 2025, proses pengirimannya sudah mencapai 215.572, di mana sebanyak 173 ribu sudah tiba di sekolah atau 75% dari total yang akan dibagikan sampai Desember tahun 2025.
Diungkapkan Abdul Muti, hasil monitoring dan evaluasi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menunjukkan peningkatan yang nyata di sekolah-sekolah penerima Panel Interaktif Digital.
“Mereka belajar dengan gembira, penuh semangat, dan capaian pembelajaran terus meningkat. Ini bukti revolusi pendidikan yang diletakkan Bapak Presiden melalui digitalisasi pembelajaran dan pembagian Panel Digital Interaktif,” ungkapnya.
Abdul Muti menjelaskan, Pogram Digitalisasi Pembelajaran terdiri atas penyediaan Papan Interaktif Digital (Interactive Flat Panel/IFP), laptop, materi pembelajaran, dan pelatihan bagi para guru. Untuk melengkapi teknologi perangkat, Kemendikdasmen juga meluncurkan Rumah Pendidikan, sebuah superaplikasi yang menyatukan berbagai layanan pendidikan digital dalam satu pintu. Rumah Pendidikan terdiri atas delapan ruang terintegrasi dengan konten video pembelajaran interaktif, artikel, laboratorium maya, gim edukasi, hingga latihan soal, yang memudahkan guru dan peserta didik dalam mengakses berbagai sumber belajar digital.
Terkait bimbingan teknis pemanfaatan Papan Interaktif Digital, Kemendikdasmen telah melaksanakan pelatihan bagi 64 ribu guru. Pelatihan juga didorong dengan menempatkan Pejuang Pendidikan Digital sebagai garda terdepan, yaitu 1.450 guru dan tenaga kependidikan yang berperan sebagai mentor dalam membantu sekolah menerapkan pembelajaran dengan Papan Interaktif Digital dan Rumah Pendidikan. Selain itu, upaya ini turut didukung oleh alumni LPDP yang berkontribusi sebagai fasilitator dan pendamping pembelajaran interaktif.

Siswa antusias
Pengalamannya menggunakan Papan Interaktif Digital dalam kegiatan belajar mengajar diungkapkan beberapa guru dan siswa. Indarwati Komariah, guru SMP Negeri 4 Bekasi, mengatakan, antusiasme siswa meningkat drastis sejak Panel Interaktif Digital dipakai dalam kelas. Bahkan siswa yang biasanya pasif, kini ikut berpartisipasi—maju ke depan, menulis, mencoba fitur. Menurutnya, pembelajaran menjadi lebih menggembirakan dan bermakna.
Indarwati menambahkan bahwa fitur Ruang Murid sangat membantu proses belajar. “Anak-anak bisa mengeksplorasi, melakukan percobaan, bermain gim edukasi, dan berinteraksi dengan banyak sumber belajar digital,” katanya.
Naufal Rakha Mahardika, siswa kelas IX SMPN 4 Bekasi, mengaku lebih cepat memahami pembelajaran sejak IFP digunakan, terutama untuk pelajaran matematika dan IPA.
“Di sana kami bisa mengeksplorasi banyak pembelajaran dengan mudah,” ucapnya.
Siswa lainnya, Nafeza Ayasha Umbara, mengaku sangat senang dengan penggunaan Papan Interaktif Digital yang menghadirkan banyak fitur dan eksperimen, sehingga pembelajaran terasa seperti pengalaman baru setiap harinya.
Presiden saksikan demo
Pada peluncuran program tersebut, Presiden meninjau demo pembelajaran menggunakam Papan Interaktif Digital di kelas, termasuk demonstrasi model station rotation dan pembelajaran jarak jauh. Presiden juga berinteraksi langsung dengan 1.000 sekolah yang terhubung melalui Zoom, menunjukkan bagaimana teknologi dapat menyatukan ruang-ruang belajar dari berbagai daerah secara serentak.
Dengan peluncuran Program Digitalisasi Pembelajaran 2025, pemerintah menegaskan bahwa transformasi pendidikan bukan hanya tentang penyediaan perangkat, tetapi membangun ekosistem belajar baru yang lebih kreatif, inklusif, menyenangkan, serta berkeadilan bagi seluruh anak Indonesia.
Melalui integrasi perangkat digital, konten berkualitas, pelatihan guru, serta dukungan lintas sektor, program ini menjadi langkah besar menuju masa depan pendidikan yang lebih maju, di mana seluruh anak Indonesia, di mana pun mereka tinggal, mendapatkan kesempatan yang setara untuk belajar, berkembang, dan meraih masa depan terbaiknya.