Jakarta-Perbedaan budaya, kebiasaan, dan kemampuan akademik menjadi tantangan terbesar siswa asal Papua yang diberi kesempatan menikmati pembelajaran jenjang SMA dan SMK di Jawa dan Bali melalui Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM). Untuk membantu siswa Papua mampu menghadapi beberapa tantangan itu, sekolah-sekolah penerima siswa ADEM melakukan berbagai program dan strategi. Hal itu penting agar siswa-siswa asal Papua itu memiliki kompetensi akademik yang setara dengan teman-temannya di Jawa dan Bali serta memiliki kebiasaan yang baik yang saat kembali ke Papua bisa ditularkan ke teman-teman di lingkungannya.
Salah satu contohnya adalah di SMA Plus Permata Insani Islamic School. Sekolah yang berlokasi di Pasar Kemis, Tangerang, ini, mengawalinya dengan melakukan matrikulasi saat siswa Papua pertama kali datang.
“Tujuannya untuk pemetaan kemampuan sehingga pembinaan selanjutnya dilakukan sesuai minat dan kemampuan siswa, “ujar Kepala sekolah SMA Permata Insani, Hassan Firdaus.
Diakui Hasan, kualitas akademik siswa Papua peserta ADEM, ketika pertama kali datang, itu dibawah rata-rata, sehingga perlu pembinaan dan pendampingan khusus. Begitu pula dengan kebiasaan dan karakter,perlu secara intensif diarahkan dan dibimbing.
“Karena kami ini sekolah Islam dan siswa Papua yang belajar di kami juga beragama Islam, maka kami arahkan untuk menjadi siswa yang ahlakul karim dan budi pekerti muslim dengan pelajaran iqro, pembiasan sholat berjamaah, sholat duha, sholat hajat, tadarusan, murajaah, kultum, dan sebagainya, “lanjutnya.
Pihaknya juga selalu melakukan pengawasan dan evaluasi akademik, baik dengan kepala sekolah, ketua yayasan, maupun para guru.
“Alhamdulillah, ketika mereka sudah lulus, karakter yang sudah coba kami tanamkan terbawa saat mereka sudah di bangku kuliah. Bahkan ada anak-anak yang kangen dibangunin, kangen makan bareng, dan lain sebagainya, “paparnya.
Baca juga : Siswa ADEM Diberikan Pembinaan dan Pendampingan
Libatkan alumni
SMA Plus Permata Insani Islamic School juga melibatkan alumni untuk memotivasi, dan memberikan pengalaman bagi siswa ADEM.
“Kami terus berhubungan dengan para alumni ADEM dari angkatan 2013 sampai sekarang melalui grup WA, ada yang sudah lulus S1, S2, bahkan ada yang mau S3, kami ingin mereka punya tanggung jawab dan rasa yang sama untuk membantu adik-adik kelasnya, “ujar Hasan.
Hasan juga menuturkan,pihaknya punya program untuk meningkatkan pemahaman siswa ADEM dalam pemilihan perguruan tinggi negeri. Hal itu dilakukan melalui bimbingan counseling dan bimbingan ruang prestasi, mulai dari kelas 10 sampai kelas 12 serta peningkatan kemampuan TOEFL.
“Kami juga punya kegiatan visit ke universitas setahun sekali untuk membuka wawasan siswa ADEM soal universitas dan prodi yang mereka nanti mau tuju, “lanjutnya.
Dari hasil pembinaan dan pendampingan tersebut, tercatat beberapa siswa ADEM di SMA Permata Insani meraih juara Umum 2 Tingkat Propinsi untuk ajang pencak silat, anggota Paskibra, dan mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Tingkat Nasional.

Pembinaan siswa ADEM di SMA Immanuel
Lain lagi dengan SMA Immanuel, Batu, Jawa Timur. Sekolah yang telah menerima siswa ADEM sejak tahun 2013 itu menggelar ADEM Religi untuk pembinaaan keagamaan dan kerohanian, dan ADEM Juara dalam pembinaan siswa yang disesuaikan dengan bakat dan minatnya. Selain itu, juga digelar ADEM Berkarakter yang meliputi pembinaan etika, mental dan moral, ADEM Berapi untuk pembinaan kebiasan hidup bersih dan sehat.
“Siswa ADEM juga kita tingkatkan kompetensi tambahan, seperti keahlian meracik kopi atau barista, memasak, dan budi daya tanaman,“ujar Kepala Sekolah SMA Imanuel, Wahono.
SMAS Immauel juga memberikan bantuan akademik untuk mempersiapkan siswa-siswa ADEM memasuki jenjang pendidikan tinggi. Bantuan akademik itu salah satunya berupa penulisan karya ilmiah, kursus Bahasa Indonesia dan bahasa asing, utamanya bahasa Inggris.
Baca juga : Siswa ADEM Akui Kebermanfaatan Program Afirmasi
Program Asimilasi
Wahono menyadari, bahwa siswa ADEM Papua memilik karakter dan budaya yang berbeda dengan Jawa. Untuk membina karakter dan kebiasaan baik bagi siswa ADEM, SMAS Immanuel melakukan upgrade karakter melalui program asimilasi. Dalam program ini, di asrama SMAS Immanuel, siswa ADEM dicampurkan dengan siswa-siswa dari daerah lain dalam satu kamar.
Melalui asimilasi dengan dicampurkan dalam satu kamar itu, diharapkan siswa ADEM Papua mampu berasimilasi dan bersosialisasi.
“Melalui asimilasi ini, siswa dari Jawa yang sudah memiliki karakter bagus bisa mempengaruhi atau memberikan pembiasaan baik, seperti memulai setiap hari dengan bangun pagi dan beribadah, “kata Wahono.
Dalam catatan Puslapdik, ada siswa ADEM Papua yang bersekolah di SMAS Immanuel berhasil mengikuti ajang Olimpade Sains Nasional Bidang Biologi, debat Bahasa Inggris tingkat propinsi. Sementara dalam bidang non akademik, juga tercatat beberapa siswa ADEM Papua berhasil dalam bidang olahraga futsal, basket dan sepakbola, serta dalam bidang seni paduan suara. Prestasi lain adalah berhasil menempatkan satu orang siswa ADEM Papua sebagai anggota Paskibra mewakili Kota Malang setiap tahunnya.