Jakarta– Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memastikan terjaminnya kelangsungan proses belajar mengajar bagi peserta didik yang sekolahnya terdampak banjir di tiga propinsi, yakni Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa keselamatan siswa dan keberlanjutan pembelajaran tetap menjadi prioritas utama, namun, karena kondisi di masing-masing propinsi itu berbeda-beda, kebijakan pembelajaran sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah daerah.
“Karena setiap daerah memiliki kondisi unik, pelaksanaan pembelajaran dan ujian akhir semester kami serahkan kepada dinas pendidikan provinsi maupun kabupaten/kota yang lebih memahami situasi lapangan,” ujar Abdul Mu’ti.
Walaupun begitu, Kemendikdasmen juga mengimplementasikan pembelajaran darurat, yakni kombinasi pembelajaran secara luring, dan daring, serta melakukan penyesuaian jadwal kegiatan belajar mengajar (KBM). Untuk sekolah dengan kerusakan berat, Kemendikdasmen telah menyiapkan 25 tenda darurat yang akan didistribusikan ke wilayah terdampak. Sementara beberapa sekolah terpaksa meliburkan siswa untuk sementara demi keselamatan.
Terkait pelaksanaan Ujian Akhir Semester, Kemendikdasmen menyerahkan kewenangannya ke pemerintah daerah.
“Tidak ada arahan penundaan yang seragam. Dinas pendidikan provinsi maupun kabupaten/kota memiliki kewenangan penuh karena mereka paling memahami kesiapan sekolah dan kondisi warga belajar,” jelas Abdul Mu’ti.

Bantuan perbaikan sekolah
Kemendikdasmen telah menetapkan dukungan perbaikan sarana dan prasarana sekolah di tiga propinsi terdampak bencana banjir dengan bantuan tahap awal sebesar Rp 10–25 juta rupiah per sekolah, disesuaikan dengan tingkat kerusakan. Data terperinci mengenai kerusakan sedang dikumpulkan bersama dinas pendidikan dan UPT Kemendikdasmen di daerah sebagai dasar prioritas rehabilitasi pada tahun anggaran 2026.
Selain itu, Per tanggal 4 Desember 2025, Kemendikdasmen telah menyalurkan Bantuan Operasional Tanggap Darurat senilai Rp6,4 miliar serta santunan bagi murid dan guru yang meninggal dan dirawat senilai Rp293 juta, 10.000 paket perlengkapan sekolah serta 74 buah tenda sekolah darurat. Dana bantuan akan terus bertambah seiring penyaluran bantuan berikutnya.

Bantuan psikososial
Kemendikdasmenjuga juga memastikan bahwa pemulihan pascabencana tidak hanya berfokus pada perbaikan sarana fisik, tetapi juga pada pemulihan kesehatan mental dan emosional peserta didik. Salah satu contohnya adalah kehadiran Mendikdasmen Abdul Muti di tenda darurat di SMPN 1 Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Abdul Mu’ti turut berpartisipasi dalam kelas psikososial yang diselenggarakan untuk peserta didik pada jenjang PAUD hingga SMK.
Kehadiran Menteri Mu’ti menjadi dukungan moral bagi para guru, orang tua, dan terutama anak-anak yang terdampak. Mendikdasmen menegaskan bahwa pendidikan harus tetap berjalan dalam kondisi apa pun.
Kemendikdasmen akan terus memperkuat layanan psikososial, memastikan keberlanjutan proses pembelajaran, serta memprioritaskan percepatan pemulihan sarana pendidikan di wilayah terdampak banjir.