
Jakarta, Sebagai upaya tanggap darurat bagi korban bencana alam di Propinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mendirikan tenda-tenda darurat serta mengalokasikan dana untuk tanggap darurat tahap pertama lebih dari Rp4 miliar.
Bantuan tanggap darurat bencana itu memastikan kegiatan belajar-mengajar bagi para murid di daerah yang terdampak banjir dapat tetap dapat berjalan.
“Kami sudah melakukan mitigasi dan melakukan pemetaan, tidak hanya Aceh dan Sumatra Utara, tetapi juga di beberapa tempat di Jawa Timur, dan Jawa Tengah,” jelas Abdul Mu’ti di Jawa Timur, Sabtu (29/11).
Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, mengungkapkan, pihaknya sedang melakukan pendataan barang-barang yang dibutuhkan. “Kami menunggu info datanya, jika sudah, ada maka bisa kami proses pengirimannya. Kami juga terus berkoordinasi dengan Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB),” tuturnya di Jakarta, Sabtu (29/11).
Merujuk data Kemendikdasmen per Minggu (30/11), satuan pendidikan terdampak bencana di Provinsi Aceh berjumlah 310, Provinsi Sumut berjumlah 385, dan Provinsi Sumbar berjumlah 314 dengan total keseluruhan adalah 1.009. Dengan rincian untuk Provinsi Aceh yaitu 57 PAUD, 91 SD, 55 SMP, 65 SMA, 34 SMK, 1 PKBM/SKB, dan 7 SLB. Lalu untuk Provinsi Sumut yaitu 76 PAUD, 199 SD, 92 SMP, 11 SMA, 6 SMK, dan 1 SLB. Sementara untuk Provinsi Sumbar yaitu 51 PAUD, 63 SD, 71 SMP, 20 SMA, 1 SMK, dan 8 SLB.
Persediaan bantuan Kemendikdasmen dalam situasi darurat pemulihan. Pertama, tenda ruang kelas darurat yang terdiri atas 126 unit Tenda Ruang Kelas Darurat. Kedua, Paket Perlengkapan Belajar Siswa (School Kit) yang meliputi 10.200 paket school kit.
Ketiga adalah uang/pendanaan berupa Bantuan Peningkatan Mutu Pembelajaran senilai @ Rp25 juta/voucher, bantuan keuangan, dan Bantuan Operasional SPAB 20 Paket. Keempat adalah dukungan psikososial yaitu 2 paket bantuan senilai @ Rp50jt/paket untuk mendukung layanan dukungan psikososial bagi warga sekolah di daerah terdampak.
Kelima adalah buku teks dan nonteks dengan rincian 20.000 eksemplar buku teks, 15.000 eksemplar buku non teks, dan 50.000 eksemplar buku teks dan non teks akan dilakukan pengadaan. Keenam adalah program revitalisasi tahun 2026 yang diprioritaskan untuk daerah terdampak bencana.
Kemendikdasmen saat ini terus mendata kebutuhan tenda darurat dan perlengkapan sekolah.Selain itu, juga melakukan koordinasi melalui pembuatan grup Whatsapp per provinsi yang melibatkan mitra untuk menyiapkan dukungan psikososial paket uang untuk satuan pendidikan yang membutuhkan, rencana penggalangan bantuan donasi uang dari personal melalui QRIS yang sedang diproses dan pembuatan rekening bantuan maupun donasi yang dikumpulkan di masing-masing Unit Pelaksana Teknis (UPT).
BNPB teus upayakan Distribusi Logistik untuk Aceh
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan upaya distibusi logistik dan peralatan melalui jalur darat, laut dan udara menuju ke beberapa wilayah di Provinsi Aceh. Adapun upaya penanganan ini dilakukan dari beberapa titik yang terbagi dua yakni melalui Banda Aceh dan Medan.
Rencananya, pengiriman yang jalur daratnya terputus akan dilakukan melalui laut. Pengiriman jalur laut dengan menggunakan kapal express bahari untuk wilayah Lhokseumawe, Langsa, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang pada Sabtu (29/11). Sedangkan untuk wilayah yang belum bisa diakses darat dan laut, BNPB akan menggunakan moda transportasi udara dengan mengerahkan pesawat caravan dan helikopter. Saat ini sudah terdapat helikopter milik TNI AU, TNI AL, TNI AD serta dua helikopter BNPB.
Untuk jalur darat sudah di berangkatkan Jumat (28/11) dengan tujuan Pidie Jaya, Pidie, Bireun, Aceh Besar dan Aceh Barat. Pada tahap awal ini, masing-masing lokasi tersebut dikirimkan bantuan berupa sembako 200 paket, makanan siap saji 200 pouch, hygene kit 100 Paket, kasur lipat 200 pcs, alat kebersihan 100 paket, selimut 100 buah dan matras 100 buah. Selain itu, di beberapa daerah juga dikirim perlengkapan seperti starlink, genset dan perahu LCR. Hingga saat ini, proses distribusi bantuan logistik dan peralatan masih terus dilakukan dengan berbagai cara mulai dari jalur darat, laut dan udara.