Jakarta– Visi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), yakni Pendidikan Bermutu untuk Semua, merupakan konsep yang diusung Kemendikdasmen untuk menghadapi berbagai tantangan di dunia pendidikan Indonesia. Tantangan itu antara lain kualitas guru yang perlu ditingkatkan baik dari segi kompetensi pedagogik maupun profesionalismenya. Selain itu, kesenjangan akses pendidikan di berbagai wilayah serta relevansi kurikulum pendidikan yang perlu terus diperbarui dengan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan teknologi. Tantangan berikutnya adalah infrastruktur yang belum memadai secara merata.
Menurut Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, dalam acara Studium Generale: Masa Depan Arah Pendidikan Indonesia, Muktamar ke-15 Persatuan Umat Islam (PUI) di Medan, Kamis (15/5), untuk menciptakan pendidikan bermutu, beberapa komponen harus terpenuhi. Pertama adalah guru, kepala sekolah, pengawas, tenaga administratif, laboran, pustakawan, dan tenaga kependidikan lainnya memiliki kompetensi tinggi dan mendapatkan hak atas kesejahteraan.
Kedua, menyediakan sarana dan prasarana yang memadai di sekolah, ditandai dengan ketersediaan fasilitas yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar secara lengkap dan berfungsi dengan baik.
Ketiga, mengusung pembelajaran adaptif bermakna yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan gaya belajar setiap individu siswa, agar setiap peserta didik dapat belajar dengan efektif dan mencapai potensi maksimalnya.

Keempat, dukungan dari lingkungan sosial dan budaya meliputi keluarga, sekolah, komunitas agama, serta masyarakat termasuk yang ada di ruang media digital, yang memberikan dukungan positif serta mendorong minat dan kemampuan belajar anak.
Kelima, adanya layanan pendidikan inklusi agar tersedia layanan yang merata dan menjamin anak dapat mengakses program wajib belajar 13 tahun mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga menengah. inklusif itu mencakup jaminan atas pembiayaan pendidikan bagi anak yang berada di daerah tertinggal, terdepan, atau terluar (3T). Kemudian, jaminan atas pengembangan talenta unggul bagi anak dengan minat dan bakat khusus sehingga mereka dapat mengembangkan diri dan bersaing di tingkat global, serta berperan aktif di tengah masyarakat.
Untuk mendukung dan mempercepat lima komponen itu, dikatakan Atip, Presiden Prabowo Subianto telah meluncurkan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang meliputi Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan, Digitalisasi Pembelajaran, Pemberian Insentif bagi Guru Non Aparatur Sipil Negara (ASN), serta Pemberian Bantuan Biaya bagi Guru untuk Mengikuti Pendidikan D4/S1.
Baca juga : Perbaikan Sarpras di 11 Ribu Sekolah, Kado Presiden Prabowo di Hardiknas 2025
Melibatkan berbagai mitra
Selain mendukung peluncuran PHTC, Kemendikdasmen menerapkan strategi partisipasi semesta dengan melibatkan berbagai mitra. Menurut Atip, mitra yang dimaksud adalah pemerintah, baik pusat, provinsi, kota, kecamatan, desa, RT dan RW. Lalu, masyarakat yang terdiri atas orang tua dan organisasi kemasyarakatan. Kemudian, mitra pembangunan seperti komunitas dan lembaga swasta. Serta, dunia usaha yakni pihak eksternal yang memiliki kesamaan visi untuk turut serta membangun sektor pendidikan dalam bentuk program corporate sosial responsibility (CSR).