Jayapura-Bertepatan dengan puncak Hari Anak Nasional (HAN) 2024 di Istora Papua Bangkit, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Selasa, 23 Juli kemarin, sebanyak 1.000 orang peserta didik jenjang sekolah dasar dan SMP di wilayah Papua, menerima bantuan Program Indonesia Pintar (PIP).
Penyerahan PIP dilakukan secara simbolis pada empat siswa oleh Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek),Suharti, dan disaksikan secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Suharti mengatakan, pemberian PIP di tanah Papua ini menjadi bukti keberpihakan negara dalam menjamin bantuan pendidikan yang berkeadilan bagi seluruh anak-anak Indonesia.
“Papua yang kita tahu berada di wilayah paling timur Indonesia dan didera oleh berbagai tantangan geografis, demografis, dan sosial-ekonomi dalam menjalankan roda pendidikannya, harus kita berikan perhatian guna menjamin keberlangsungan pembelajaran para siswa di sekolah,” kata Suharti.
Suharti berharap agar seluruh elemen pendidikan dapat bergotong royong mendukung pembelajaran yang inklusif, berkeadilan, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. |

Empat orang siswa yang menerima bantuan PIP secara simbolis itu adalah Israel Noak Aplasom Dwemanser, siswa kelas 4 SD Negeri Inpres Ardipura III, Beti Cicilia Tokoro, siswa kelas 8, SMPN 6, Janet Mozza Sabarofek asal sekolah SMP Negeri 9 Jayapura dan William Abhednego Lambe asal sekolah SMP Kristen Kalam Kudus.
Israel Noak Aplasom Dwemanser, yang anak seorang buruh lepas itu merasa senang karena terpilih menjadi salah satu penerima PIP.
“Orang tua saya merasa senang dan uangnya mau saya belikan peralatan sekolah,” ungkapnya.
Sementara Beti Cicilia Tokoro, anak ke-8 dari 9 bersaudara, juga bersyukur karena berkesempatan mendapat PIP karena dapat meringankan beban perekonomian keluarga.
“Di antara kami sekeluarga, hanya tiga orang anak yang bersekolah maka saat saya mendapat kabar bahwa saya mendapat PIP, saya merasa bersyukur. Uangnya akan saya belikan peralatan sekolah,” jelasnya.
Setelah memperoleh PIP, Beti yang bercita-cita jadi tentara ini berjanji untuk semakin semangat dalam belajar. “Saya makin bersemangat ingin membanggakan kedua orang tua. Pesan mereka, jadilah anak yang baik,” ucapnya menirukan perkataan orang tuanya.
Penerima PIP lain yang sempat diwawancara Tim Kemendikbudristek adalah Shania Levine, siswi kelas 8 SMPN 2 Kota Jayapura yang pernah mendapatkan PIP saat di bangku SD. “Saya bersyukur kembali menerima PIP karena dapat meringankan orang tua dalam menyediakan buku, peralatan sekolah, maupun seragam saya,” terangnya.
Wakil Kepala Sekolah SMPN 2 Kota Jayapura, Polin, mengaku tidak ada kendala dalam proses pencairan karena komunikasi antara sekolah dengan orang tua siswa berjalan baik. “Kami sampaikan berkas yang harus disiapkan orang tua yaitu Kartu Keluarga dan KTP orang tua, sementara sekolah memberikan surat pengantar,” jelas Polin.
Polin berharap, PIP bisa berlanjut dan lebih banyak lagi siswa kurang mampu yang merasakan manfaatnya.
“Dengan bantuan PIP, saya yakin makin banyak siswa yang termotivasi untuk melanjutkan pendidikannya, “katanya.