Jakarta- Sebanyak 449 siswa dari enam propinsi di Papua telah menyelesaikan pembelajarannya selama tiga tahun di lebih dari 150 SMA dan SMK di berbagai kota di enam Propinsi di Jawa dan Bali. Dari sejumlah itu, 124 siswa berasal dari Propinsi Papua, 75 siswa dari Papua Barat Daya, 72 siswa dari Papua Pegunungan, 63 siswa dari Papua Barat, Papua Selatan (43 siswa) dan Papua Tengah sebanyak 72 siswa.
Pada 11 Juni 2025 lalu, 425 siswa kembali ke daerah asalnya masing-masing untuk mempersiapkan diri melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Sebagian lainnya, yakni 24 orang, diketahui telah lebih dahulu pulang karena ada yang harus mengikuti tes seleksi masuk pendidikan tinggi dan karena alasan keluarga.
Para siswa Papua tersebut merupakan peserta Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Papua yang telah digelar pemerintah sejak tahun 2013 lalu. Program ADEM yang dikelola Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memberikan kesempatan dan keberpihakan kepada siswa/siswi lulusan jenjang SMP/Madrasah Tsanawiyah dan sederajat yang berasal dari Wilayah Papua, daerah Khusus (daerah 3T), dan anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia. Penerima ADEM diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan jenjang SMA/SMK di Jawa dan Bali yang berkualitas.
Mampu bersaing
Saat menyambut kepulangan siswa ADEM pada 12 Juni 2025 lalu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua, Christian Sohilait, menilai, siswa ADEM Papua telah melaksanakan pendidikan di sekolah terbaik di enam provinsi di Indonesia. Setelah mereka lulus dan diterima di masing-masing kabupaten, mereka akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Dikatakan Sohilait, selama mengikuti Program ADEM, siswa Papua telah mendapatkan ilmu pengetahuan, pengalaman yang luar biasa dan mendapat teman.
“Dari tiga hal yang didapatkan itu, terlihat perilaku siswa ADEM ini sangat berubah sekali dan ini yang kita inginkan di Papua agar mereka bisa menjadi orang hebat untuk memimpin di Papua di masa mendatang,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Papua Tengah, Rita Deasy Fauziah Ananda, mengapresiasi siswa Papua yang berhasil menyelesaikan pendidikan di luar Papua.

“Bukan hanya keberhasilan akademik, tetapi juga pembuktian bahwa generasi muda Papua mampu bersaing, dan beradaptasi serta tumbuh di lingkungan yang berbeda tanpa kehilangan jati dirinya sebagai orang Papua,” katanya.
Hal senada dikatakan kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan Papua Barat Daya, Adolof Kambuaya. Menurutnya, keberhasilan siswa Papua pada program ADEM merupakan bukti nyata, bahwa anak-anak Papua mampu bersaing di tingkat nasional.
“Saya berharap, keberhasilan siswa ADEM ini menjadi inspirasi bagi generasi muda Papua lainnya untuk terus mengejar pendidikan setinggi-tingginya, “lanjut Adolof.
Perlu ditingkatkan
Sementara itu, Wahono, Kepala Sekolah SMA Immanuel, Batu, Jawa Timur, mengatakan, sekolahnya telah menjadi pengelola ADEM sejak program tersebut digelar pemerintah tahun 2013. Wahono berharap agar program ADEM terus berjalan bahkan ditingkatkan kualitasnya sekaligus kuantitasnya.
“Masih banyak siswa di Papua maupun yang ada di 3T dan Repatriasi sangat membutuhkan akses pendidikan yang berkualitas di Jawa dan Bali, “katanya.